Malas dalam bahasa Arab disebut dengan
al-kaslu, yang bermakna berat untuk
mengerjakan sesuatu dan berhenti dari menyempurnakan sesuatu.[i] Dalam
pengertian lain, malas sendiri merupakan ketidaksanggupan seseorang bertekun
dalam suatu kewajiban. Sifat malas ini juga termasuk akhlak mazmumah.[ii]
Imam
Ibnul Qoyyim mengatakan, malas maka akan melahirkan sifat menyia-nyiakan waktu,
berlebihan, tidak mau meraih apa pun, dan penyesalan yang sangat parah. Maka
hal itu akan menafikan sifat keingintahuan dan kekuatan yang keduanya merupakan
buah dari ilmu.[iii]
Barangsiapa
yang memperhatikan nash-nash syar’i
dalam masalah ini, niscaya akan ditemukan bahwa Islam adalah agama yang mencela
sifat malas. Sebab, malas ini merupakan sifat dasar orang munafik. Allah SWT mengisahkan tentang mereka dalam
firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia.
Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisaa
[4]: 142)[iv]
Sifat
malas ini memiliki banyak sekali sisi negatifnya, di antaranya menjadi
penyebab turunnya adzab. Sebagaimana yang termaktub dari hadits berikut : dari Ibnu Abbas r.a, bahwasanya Rasulullah SAW memerintah suatu desa untuk
keluar berperang, tetapi mereka bermalas-malasan dan berat untuk keluar
berperang. Maka Allah SWT menahan hujan untuk mereka, dan itulah adzabnya bagi
mereka. (HR.
Ath-Thabari)
Selain itu, malas juga berdampak pada keadaan
jiwanya yang
menjadi jelek. Rasulullah
SAW bersabda: “Apabila
seorang hamba bangun malam, kemudian berdzikir kepada Allah, terlepaslah satu
ikatan. Apabila dia berwudhu, terlepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat,
maka akan terlepas seluruh ikatan. Maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan
bagus. Jika tidak bangun (malam), jadilah jiwanya jelek dan malas.”(HR.
Bukhari).
Dari sekian dampak negatif malas,
Rasulullah SAW meyontohkan umatnya untuk berusaha keluar dari cengkraman
kemalasan. Salah satu doa yang sering diucapkan Rasulullah SAW adalah sebagai
berikut “Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dari rasa takut, tua, dan bakhil. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan fitnah hidup dan kematian.” [v]
[i] Ahmad Kusaeri, (2006), Akidah
Akhlak Untuk Kelas 2 MI, Jakarta: Grafindo, hlm. 126
[ii] Hamzah Ya’Qub, (1983), Etika
Islam, Bandung : CV Diponegoro, cet. 2 , hlm. 122-123
[iii] Salim bin Ied al-Hilal, (2005), Riyadhus Salihin Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Imam syafi’I, hlm. 449
[iv] M. Abdul Ghafar, (2004), Tafsir
Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, hlm. 435
[v] Khalid Abdul Mu’thi, (2005),
Nasihat Untuk Orang Lalai, Jakarta: Gema Insan Pers, hlm. 99