1/30/2013

Adzan



Islam adalah agama yang sempurna dalam hal syari’at, salah satunya terbukti dengan adanya dorongan kepada umat untuk melaksanakan suatu ibadah dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Hal ini juga berlaku pada adzan, yang mana banyak riwayat Rasulullah yang membicarakan tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukannya (muadzin).
Secara bahasa, adzan bermakan i’lam yang berarti pemberitahuan atau pengumuman, [1] yang mana seperti firman Allah Ta’ala sebagai berikut: “Dan pengumuman dari Allah dan Rasul-Nya kepada ummat manusia di hari haji akbar bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrikin…..” (QS. At Taubah : 3) [2]
Sedangkan jika ditinjau dari segi syar’i, adzan adalah pemberitahuan waktu shalat dengan lafazh-lafazh khusus. Dengan adzan tercapailah seruan untuk berjama’ah dan mengumandangkan syiar Islam. Al-Qurthubi berkata, walau kalimatnya tidak banyak, tapi adzan mengandung soal-soal akidah dan tauhid. Karena dimulai dengan memuji kesempurnaan Allah dan menetapkan ketaatan kepada uswatun hasanah, Rasulullah SAW. Selain itu, diserukannya kemenangan, yakni kebahagiaan yang kekal dan abadi. Kemudian beberapa kalimat diulang sebagai penegasan dan penguatan. [3]

Keutamaan Adzan
Mengenai keutamaan adzan dan muadzin, banyak sekali terdapat dalam hadits, beberapa di antaranya sebagai berikut :
Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi…”(HR. Bukhari No. 608 dan Muslim No. 1267).
Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)[4]
Sebab Disyari’atkan Adzan
Adzan mulai disyari’atkan pada tahun pertama hijrah. Adapun sebab disyari’atkannya adzan adalah untuk mengumpulkan kaum Muslimin dalam suatu waktu. Seperti diuraikan dalam hadits berikut ini: dari Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih, katanya : tatkala Rasulullah menyuruh menyediakan lonceng, buat dipukul guna menghimpun orang-orang untuk shalat. Suatu malam dalam tidurnya, Abdullah bermimpi.
Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, "Apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja". Orang tersebut justru bertanya," Untuk apa?" Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat". Orang itu berkata lagi, "Maukah kamu kuajari cara yang lebih baik? Dan aku menjawab, "ya" dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang:
Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah,, Hayya 'alash sholah (2 kali), Hayya 'alal falah (2 kali), Allahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha illallah.
Ketika esoknya aku bangun, lalu menemui Nabi Muhammad SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Turmudzi). [5]

Tata Cara Adzan
Diterima tiga cara adzan dari hadits para sahabat, di antaranya sebagai berikut :
1.    Pertama, berdasarkan hadits Abdullah bin Zaid. Takbir pertama kali, sedang kalimat yang lain dua kali tanpa diulang. Kecuali kalimat tauhid yang hanya sekali. Maka, bila dijumlahkan, bilangan kalimatnya sebanyak lima belas.
2.    Kedua, berdasarkan hadits Abu Madzurah. Empat kali takbir serta mengulangi kembali masing-masing dua kalimat syahadat. Artinya hendaklah muadzin mengucapkan asyhadu ’alla illa’illah dan Asyhadu ‘alla muhammadr Rasulullah, masing-masing sebanyak dua kali. “Bahwasannya Nabi SAW, mengajarkan adzan kepadanya sebanyak lima belas kalimat.”
3.    Ketiga, diriwayatkan oleh Muslim. Dua kali takbir dengan mengulangi dua kalimat syahadat, hingga kalimatnya berjumlah tujuh belas. [6]

Berdo’a Selesai Adzan
Waktu di antara adzan dengan qamat merupakan waktu yang besar harapan akan dikabulkan-Nya. Dari Annas, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :Tidaklah ditolah do’a yang dibacakan antara adzan dengan qamat. (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Turmudzi)[7]


[1] Al Mughni 2:53, Kitabush Shalat, Bab Adzan. Yang dinukil dari Taisirul Allam, 78.
[2] Depag. RI, (2006), Alqur’an dan Terjemahannya, Dipenogoro, Bandung, Cet. 10, hlm.
[3] Sabiq, Sayyid (1996), Fiqh Sunnah Al-Ma’arif, Bandung, cet 16, hlm 236
[4] Ibid., 237
[5] Ibid. 241-242
[6] Ibid., 247-248
[7] Ibid., 249

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :