1.
Pengertian
Akidah Islam
Menurut
bahasa kata akidah berasal dari
bahasa Arab, yaitu ‘aqada, ya’qidu,
‘ukdatan, wa’aqiydatan, yang bisa diartikan dengan ikatan atau perjanjian.
Menurut istilah, akidah adalah suatu pokok
atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang memercayainya. Berdasarkan
pengertian di atas, maka yang dimaksud akidah Islam adalah pokok-pokok
kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim, baik berdasarkan
dalil naqli maupun aqli.
Senada
dengan pengertian di atas, para ulama memberi pengertian akidah sebagai
berikut: maa ‘aqada ‘alaiyhil qabu
waldhomiyrun. Yakni, sesuatu yang terikat kepadanya hati dan hati nurani).
Adapun yang dimaksud ‘aqada di sini
adalah janji atau keyakinan kepada Allah (al-Qardhawi, : 45).
2.
Dasar-dasar
Akidah Islam
Sebenarnya
dasar-dasar akidah Islam tidak lain adalah dasar dari ajaran Islam itu sendiri,
yaitu : al-Qur’an dan al-Hadits (sunnah rasul). Akidah Islam disusun atas dasar
dalil-dalil dari dua petunjuk itu. Di dalam Al-Qur’an banyak disebut
pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan sifat-sifat Allah, tentang malaikat,
kitab-kita-Nya, hari kiamat, syurga, neraka, dan lain-lain.
Mengenai
pokok-pokok atau kandungan akidah Islam, antara lain, disebutkan dalam QS. al-Baqarah:
285, sebagai berikut : Rasul
telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali."
Atau
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, yaitu :“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah engkau beriman akan
qadar –ketentuan baik dan buruk.
Al-Qur’an
dan al-Hadits merupakan dasar akidah Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum
muslimin. Selama kaum muslimin masih berpegang kepada pedoman tersebut, maka
dijamin selamat dari kesesatan. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW : “Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman.
Jika kamu tetap berpegang teguh kepada keduanya, kamu takkan tersesat
selama-lamanya, yakni kitabullah dan sunnah rasulullah.”
3.
Tujuan
Akidah Islam
Akidah Islam
harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus
meyakini pokok-pokok kandungan akidah Islam tersebut. Adapun tujuan akidah
Islam itu sendiri adalah :
a.
Memupuk
dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah
makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya
Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha mencari Tuhannya.
Kemammpuan akal dan ilmu yang berbeda memungkinkan manusia akan keliru mengenal
Tuhan. dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
Seperti yang
termaktub dalam firman-Nya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." O (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS.
al-A’raf : 172-173).
b.
Memelihara
manusia dari kemusyrikan
Untuk mencegah
manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok ke dalam
kemusyrikan selalu terbuka, baik syirik Jaly
(terang-terangan), maupun syirik khafy
(tersembunyi) di dalam hati. Dengan mempelajari akidah Islam, manusia akan
terpelihara dari perbuatan syirik.
c.
Menghindarkan
diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia akan
diberi kelebihan Allah dari makhluk lain berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat
atau paham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang
menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu akal perlu dibimbing oleh akidah
Islam agar manusia itu bebas atau terhindar dari kehidupan sesat.
Referensi
:
Alfat Masan,
dkk, (1997), Akidah akhlak, PT Karya
Toha, Semarang, hal 2-6
Al-Qardhawi, Yusuf, Menuju Pemahaman Islam yang Kaffah, Insan
Cemerlang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :