1/17/2013

Akidah Islam



1.    Pengertian Akidah Islam
Menurut bahasa kata akidah berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘aqada, ya’qidu, ‘ukdatan, wa’aqiydatan, yang bisa diartikan dengan ikatan atau perjanjian. Menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang memercayainya. Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud akidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim, baik berdasarkan dalil naqli maupun aqli.
Senada dengan pengertian di atas, para ulama memberi pengertian akidah sebagai berikut: maa ‘aqada ‘alaiyhil qabu waldhomiyrun. Yakni, sesuatu yang terikat kepadanya hati dan hati nurani). Adapun yang dimaksud ‘aqada di sini adalah janji atau keyakinan kepada Allah (al-Qardhawi, : 45).

2.   Dasar-dasar Akidah Islam
Sebenarnya dasar-dasar akidah Islam tidak lain adalah dasar dari ajaran Islam itu sendiri, yaitu : al-Qur’an dan al-Hadits (sunnah rasul). Akidah Islam disusun atas dasar dalil-dalil dari dua petunjuk itu. Di dalam Al-Qur’an banyak disebut pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan sifat-sifat Allah, tentang malaikat, kitab-kita-Nya, hari kiamat, syurga, neraka, dan lain-lain.
Mengenai pokok-pokok atau kandungan akidah Islam, antara lain, disebutkan dalam QS. al-Baqarah: 285, sebagai berikut : Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Atau dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, yaitu :“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah engkau beriman akan qadar –ketentuan baik dan buruk.
Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan dasar akidah Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum muslimin. Selama kaum muslimin masih berpegang kepada pedoman tersebut, maka dijamin selamat dari kesesatan. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW : “Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman. Jika kamu tetap berpegang teguh kepada keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni kitabullah dan sunnah rasulullah.”

3.      Tujuan Akidah Islam
Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan akidah Islam tersebut. Adapun tujuan akidah Islam itu sendiri adalah :
a.    Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha mencari Tuhannya. Kemammpuan akal dan ilmu yang berbeda memungkinkan manusia akan keliru mengenal Tuhan. dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
Seperti yang termaktub dalam firman-Nya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." O (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. al-A’raf : 172-173).
b.    Memelihara manusia dari kemusyrikan
Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok ke dalam kemusyrikan selalu terbuka, baik syirik Jaly (terang-terangan), maupun syirik khafy (tersembunyi) di dalam hati. Dengan mempelajari akidah Islam, manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik. 
c.    Menghindarkan diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia akan diberi kelebihan Allah dari makhluk lain berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau paham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu akal perlu dibimbing oleh akidah Islam agar manusia itu bebas atau terhindar dari kehidupan sesat.

Referensi :
Alfat Masan, dkk, (1997), Akidah akhlak, PT Karya Toha, Semarang, hal 2-6 
Al-Qardhawi, Yusuf, Menuju Pemahaman Islam yang Kaffah, Insan Cemerlang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :