1/17/2013

Akhlak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti. Walaupun dari bahasa arab, kata akhlak tidak banyak ditemukan dalam al-qur’an, yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal dari kata tersebut, khuluk, yang artinya tingkah laku, perangai, tabi’at, moral, atau budi pekerti. Pengertian itu tercantum dalam Surat al-Qalam ayat  4,  Sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai budi pekerti yang luhur” (Shihab, 2000: 260). 
Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan, tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Artinya, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama maka disebut akhlak yang baik. Akan tetapi bila tindakan spontan itu berupa perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela. Seseorang yang bersedekah kepada fakir miskin karena terdorong oleh hati yang ikhlas dan rasa kasihan terhadap sesama manusia, maka orang tersebut berakhlak mulia. Jadi, ukuran akhlak itu bukan pada perbuatan yang lahir, akan tetapi terletak pada segi dorongan hati nurani yang ikhlas.
Dalam hal ini Nabi Saw bersabda “ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu terdapat sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah tubuh itu seluruhnya dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya itu. Ingatlah sekerat daging itu adalah hati.” (Alfat,  1994 : 60)

Dasar Akhlak
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi yang buruk. Ukuran baik dan buruk, tentunya dikembalikan lagi ke dalam al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah firman Allah yang kebenarannya harus diyakini setiap Muslim. Dasar akhlak pertama dan utama adalah al-Qur’an. Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Siti Aisyah menjawab, “akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.”
Dasar akhlak yang kedua adalah Hadits Nabi atau Sunnah Rasul. Untuk memahami al-qur’an lebih terperinci, umat muslim diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasul, karena perilaku beliau adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti manusia. Sebagaimana dalam sebuah hadits menerangkan, “Aku (Muhammad) hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (Alfat,  1994 : 62)

Tujuan Akhlak
Tujuan akhlak dalam agama islam di antaranya sebagai berikut:
  1. Mendapatkan ridha Allah, ridha Allah ditempatkan pada urutan teratas, karena jika sudah tertanam pada diri seorang Muslim, maka semua perbuatan dilakukan dengan ikhlas. Ridha Allah merupakan kunci kebahagian yang kekal dunia akhirat.
  2. Membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia, Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa berprilaku terpuji, baik ketika habluminallah maupun dengan sesama manusia atau makhluk lainnya. Karena itu, perwujudan dari pribadi Muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan juga dalam akhlak.
  3. Terhindar dari perbuatan yang menghinakan, dengan bimbingan akhlak mahmudah, manusia akan terhindar dari perbuatan yang tercela lagi menghinakan, sehingga ia bisa memahami bagaimana yang sebaiknya ia lakukan  (Alfat,  1994 : 64).
Referensi :
Shihab, Muhammad Quraish, 2000, Wawasan al-Qur’an ; tafsir Maudhu’I, Mizan, Bandung
Alfat, Masan dkk, (1994) Aqidah Akhlak, PT Karya Toh Putra, Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :