Rasulullah tidak pernah melarang umatnya untuk marah. Karena
rasa marah itu sendiri bagian dari tabi’at
manusia. Akan tetapi, maksud beliau adalah menguasai diri ketika muncul rasa
marah. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan setan ke dalam
lubuk hati bani Adam.[i]
Sebagaimana yang termaktub dalam hadits berikut : Dari
Abu Hurairah ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, “berilah
wasiat kepadaku.” Sabda Nabi Muhammad SAW: “Janganlah engkau mudah marah.” Maka
diulanginya permintaan itu beberapa kali, sabda beliau: “Janganlah engkau mudah
marah. (HR. Bukhari)
Pengarang kitab Al-Ifsah
berkata: boleh jadi nabi mengetahui laki-laki tersebut sering marah, sehingga
nasihat ini ditujukan khusus kepadanya. Nabi SAW memuji orang yang dapat
mengendalikan hawa nafsunya ketika marah. Sabda beliau: “bukanlah dikatakan orang kuat karena dapat membanting lawannya, tetapi
orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya di waktu
marah,” (HR. Bukhari No 5649). [ii]
Allah juga menyukai
orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya dan lebih memilih memaafkan
kesalahan orang lain. Sebagaimana dalam firman-Nya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan. (QS. al-imran [3]: 134). [iii]
Nasihat
Rasulullah dalam Mengendalikan Marah
Orang yang marah,
seringkali menyimpang dari keadaan normal. Ia berkata dengan perkataan yang
bakhil, berbuat tercela, menginginkan kedengkian, dan perseteruan. Karena marah
itu berasal dari setan. Rasulullah bersabda: Sunggguh aku mengetahui satu kalimat yang bila diucapkan, maka
hilanglah marahnya, yaitu mengucapkan kalimat a’udzubillahi minnasy syaithaanir
rajiim. (HR. Tirmidzi No 3347). Karena sesungguhnya, setanlah yang
mendorong marah. Setiap orang yang menginginkan hal-hal yang terpuji, setan
selalu membelokkannya dan menjauhkannya dari keridhaan Allah, maka mengucapkan ta’awudz merupakan senjata yang paling
kuat untuk menolak tipu daya setan ini. [iv]
“Rasulullah SAW juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah, jika
marahnya dalam kondisi berdiri maka hendaklah dia duduk. Apabila marahnya belum
juga hilang, maka hendaklah dia berbaring (HR. Ahmad).[v]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :