Belajar dari sejarah
kehidupan Rasulullah
yang mulia, dalam penerapan ajaran Islam
telah sangat detail memperhatikan persoalan keummatan. Salah satunya
adalah adab menjaga lisan.[i]
Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam hadits : “Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda “
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia
berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari Muslim).
Kalimat barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maksudnya adalah barangsiapa yang
beriman dengan keimanan yang sempurna, yang keimanannya itu menyelamatkannya
dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, maka hendaklah ia
berkata baik atau diam. Karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya
tentu dia takut kepada ancaman dan hanya mengharap keridho’an-Nya.
Hal yang penting dari
semua itu adalah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badan , terutama
lisan. Karena selain akan dimintai pertanggung jawaban, bila lisan tidak dapat
dijaga, akan menimbulkan banyak marabahaya. Sebagaimana yang diperingatkan
Rasulullah SAW dalam hadits berikut : “Bukankah
manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.”
(HR. Tirmidzi No. 2541).
Barangsiapa yang
memahami hal ini dan beriman kepada Allah dengan keimanan yang sungguh, maka
Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia tidak akan berkata kecuali
perkataan yang baik. Atau Mukmin tersebut akan memilih diam, daripada
membicarakan hal-hal yang buruk baginya. [ii]
Pengertian hadits
tersebut, menurut sebagian ulama juga diartikan seperti berikut ini : Apabila
seseorang ingin berkata, maka jika yang ia katakan itu baik juga benar, dia
diberi pahala. Sedangkan jika tidak, hendaklah ia menahan diri. [iii]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :