12/04/2013

IHSAN


Ihsan berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan, yang artinya adalah berbuat baik atau senantiasa memperbaiki diri, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsana, yang artinya kebaikan.[i]
Menurut istilah, ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi kesadaran dan keikhlasan. Berbakti kepada Allah berarti berbuat sesuatu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri, sesama manusia, maupun untuk makhluk lainnya. Semua perbuatan tersebut dilakukan semata-mata karena Allah, seolah-olah orang tersebut sedang berhadapan dengan Allah. Allah ta’ala berfirman : “…Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (QS. al-Qashash [28]:77)[ii]
Ihsan juga dapat diartikan berarti menyembah Allah dengan sepenuh hati, memusatkan perhatian kepada Allah seakan-akan melihat Allah dihadapannya. Jika tidak demikian harus tetap yakin bahwa Allah melihat dirinya. Ibadah seperti inilah yang akan dapat mempengaruhi kepribadiannya menjadi manusia yang berakhlaq mulia. Adapun ihsan terhadap sesama manusia adalah berbuat yang lebih baik (dari semestinya) sesuai petunjuk Islam.[iii]
Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits berikut : Nabi SAW ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu” (HR. Muslim Juz I No. 37).
Ihsan terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
1.    Ihsan terhadap Allah, yakni menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
2.    Ihsan terhadap diri sendiri, yakni menjalankan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan menghindarkan semua perbuatan yang merugikan.
3.    Ihsan terhadap sesama manusia, Allah berfirman : «berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu”.
4.    Ihsan terhadap makhluk lain (alam lingkungan), misalnya memelihara lingkungan agar tetap lestari. [iv]



[i] Mokhtar Stork, (2002), Buku pintar al-Qur’an, Jakarta:  Intimedia, cet. 2, hlm. 200
[ii] Alfat Masan, (1994) Aqidah Akhlak, Semarang : PT Karya Toha Putra, hlm. 9
[iii] Yusuf Qardhawi, Menuju Pemahaman Islam yang Kaffah, Jakarta: Insan Cemerlang, hlm. 78
[iv] Alfat Masan., Op.cit., hlm. 9-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :