Secara
bahasa, kata qudsy dinisbahkan pada
kata al-Quds yang artinya suci. Maksudnya, hadits yang dinisbahkan kepada Dzat
yang Maha suci, yaitu Allah Ta’ala.[i]
Sedangkan secara
istilah, Hadits Qudsi adalah hadits yang diterima Nabi Muhammad SAW melalui
perantara mimpi atau ilham, yang kemudian Rasulullah sampaikan maknanya dengan
ungkapan dari perkataan beliau sendiri. Oleh karena itulah, hadits qudsy ini juga sering diistilahkan
sebagai Hadits Rabbany atau Hadits Illahi. Sedangkan hadits yang bukan
Qudsy dinamakan Hadits Nabawi (biasa).
Hadits Qudsy ini tidak terlalu banyak, kurang
lebih berjumlah seratus hadits. Sebagian ulama menghimpun hadits ini dalam satu
kitab. Salah satunya adalah Ibnu Taimiyyah yang mengumpulkan hadits-hadits qudsy dan kitab tersebut diberi nama al-Kalimu’th-Thayyib.
Meskipun hadist Qudsi pada dasarnya merupakan perkataan atau
firman Allah, namun hadits Qudsy tidak bisa disebut al-Qur'an. Karena lafadz Hadits
Qudsi itu sendiri tidak perlu mutawatir. Selain itu, tidak ada pantangan dalam
membaca hadits qudsy, walaupun dalam keadaan berhadast sekalipun. [ii]
Bentuk-Bentuk Periwayatan Hadits
Qudsi
Ada dua bentuk
periwayatan hadits qudsi, yaitu :
1. Rasulullah
SAW bersabda, Seperti yang
diriwayatkannya dari Allah SWT.
Adapun contohnya seperti berikut ini: “dari
Abu Dzar ra dari Nabi SAW seperti yang diriwayatkan dari
Allah, bahwasannya Allah berfirman : “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku
telah mengharamkan perbuatan dzalim pada diri-Ku dan Aku haramkan pula untuk
kalian. Maka janganlah kamu saling menganiaya di antara kalian” (HR. Imam
Muslim).
2. Rasulullah
SAW bersabda, Allah berfirman….”.
adapun contohnya seperti berikut ini : “Dari
Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Allah
ta’ala berfirman : Aku selalu dalam
persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersama-Nya bila dia mengingat-Ku.
Maka jika dia mengingat-Ku niscaya Aku mengingatnya” (HR. Imam
Bukhari).[iii]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar :